Musik sudah menjadi
bagian dari kehidupan manusia. Berbagai manfaat dapat dirasakan dari bermusik
atau mendengarkan musik, termasuk membentuk otak. Musik bisa mengubah struktur
otak pemainnya dan meningkatkan keterampilan kognitif pada anak-anak dan orang
dewasa.
Selain itu, musik bisa memberikan manfaat yang tidak biasa. Berikut ini empat cara tak biasa dari musik dalam mempengaruhi otak manusia, seperti dikutip dari Live Science,Jumat, 30 Mei 2014.
1. Musik menggali kenangan yang "hilang".
Musik memiliki kekuatan untuk mengembalikan kenangan. Dari sinilah para peneliti akhirnya menggunakan musik sebagai metode pengobatan terhadap pasien yang memiliki masalah memori. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnalNeuropsychological Rehabilitation tahun 2013 disebutkan bahwa memperdengarkan lagu-lagu hit dari zaman ke zaman lebih efektif digunakan untuk memunculkan kenangan dibandingkan dengan melakukan wawancara.
2. Musik dapat mengasah keterampilan mendeteksi emosi.
Pelatihan musik bisa mengubah manusia menjadi detektor emosi yang lebih baik. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Neuroscience tahun 2009 disebutkan bahwa otak para musikus mampu merespons emosi lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan non-musikus, bahkan ketika musik tidak sedang dimainkan.
3. Musik menghalangi kebisingan.
Penuaan otak akan membuat kemampuan manusia meredam kebisingan semakin menurun. Namun, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neurosciencetahun 2013, seseorang yang ketika kanak-kanak mendapatkan pelajaran musik memiliki kemampuan meredam bising lebih baik, bahkan ketika mereka sudah dewasa. Hal ini membuat mereka mampu mendeteksi suara tertentu di tengah kebisingan.
4. Musik membantu belajar bahasa.
Menyanyikan lagu berbahasa asing merupakan cara efektif untuk mempelajari bahasa tersebut. Nada dan melodi membuat telinga dan lidah kita lebih mudah mempelajari bahasa asing. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Memory & Cognition 2014 melakukan percobaan kepada 60 orang. Mereka diminta mendengarkan dan melafalkan ulang bahasa Hungaria yang sama sekali asing bagi mereka. Kelompok pertama diminta hanya mengulangi frasa. Kelompok kedua diminta mengulangi frasa dengan irama. Dan, kelompok ketiga diminta mengulangi frasa dengan nyanyian. Hasilnya, kelompok yang mengulangi frasa dengan nyanyian memiliki hasil tes bahasa Hungaria yang lebih tinggi di antara dua kelompok lainnya.
Selain itu, musik bisa memberikan manfaat yang tidak biasa. Berikut ini empat cara tak biasa dari musik dalam mempengaruhi otak manusia, seperti dikutip dari Live Science,Jumat, 30 Mei 2014.
1. Musik menggali kenangan yang "hilang".
Musik memiliki kekuatan untuk mengembalikan kenangan. Dari sinilah para peneliti akhirnya menggunakan musik sebagai metode pengobatan terhadap pasien yang memiliki masalah memori. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnalNeuropsychological Rehabilitation tahun 2013 disebutkan bahwa memperdengarkan lagu-lagu hit dari zaman ke zaman lebih efektif digunakan untuk memunculkan kenangan dibandingkan dengan melakukan wawancara.
2. Musik dapat mengasah keterampilan mendeteksi emosi.
Pelatihan musik bisa mengubah manusia menjadi detektor emosi yang lebih baik. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Neuroscience tahun 2009 disebutkan bahwa otak para musikus mampu merespons emosi lebih cepat dan akurat dibandingkan dengan non-musikus, bahkan ketika musik tidak sedang dimainkan.
3. Musik menghalangi kebisingan.
Penuaan otak akan membuat kemampuan manusia meredam kebisingan semakin menurun. Namun, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neurosciencetahun 2013, seseorang yang ketika kanak-kanak mendapatkan pelajaran musik memiliki kemampuan meredam bising lebih baik, bahkan ketika mereka sudah dewasa. Hal ini membuat mereka mampu mendeteksi suara tertentu di tengah kebisingan.
4. Musik membantu belajar bahasa.
Menyanyikan lagu berbahasa asing merupakan cara efektif untuk mempelajari bahasa tersebut. Nada dan melodi membuat telinga dan lidah kita lebih mudah mempelajari bahasa asing. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Memory & Cognition 2014 melakukan percobaan kepada 60 orang. Mereka diminta mendengarkan dan melafalkan ulang bahasa Hungaria yang sama sekali asing bagi mereka. Kelompok pertama diminta hanya mengulangi frasa. Kelompok kedua diminta mengulangi frasa dengan irama. Dan, kelompok ketiga diminta mengulangi frasa dengan nyanyian. Hasilnya, kelompok yang mengulangi frasa dengan nyanyian memiliki hasil tes bahasa Hungaria yang lebih tinggi di antara dua kelompok lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar